ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING (AMT)
Setiap orang pasti menginginkan meraih kesusesan dan setiap orang mempunyai tolok ukur sendiri tentang kesuksesan. Namun demikian setiap orang mempunyai hambatan – hambatan untuk meraih sukses tersebut. Hambatan satu bisa berbeda dengan orang lain. Hambatan-hambatan tersebut diantaranya : hambatan pribadi, hambatan lingkungan, antisipasi kegagalan, bantuan dan perumusan tujuan karir.
Achievement Motivation Training (AMT) pertama kali diperkenalkan oleh David MeCleland (USA) untuk meningkatkan motivasi dan prestasi kerja wirausahawan, merupakan salah satu satu metode pelatihan untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan tersebut dan bagaimana cara mengatasinya. Merubah hambatan (block) menjadi jembatan (bridge) untuk meraih kesuksesan.
KONSEP DIRI.
Salah satu masalah yang paling penting dihadapi oleh manusia adalah kebutuhan untuk mendefinisikan dirinya sendiri, khususnya dalam hubungannya dengan orang lain dimana mereka terlibat didalamnya. Konsep diri itu pada dasarnya terdiri dari jawaban individu atas pertanyaan : Siapa aku? (Who am i).
Para ahli mengemukakan bahwa konsep diri terdiri dari kesadaran individu mengenai keterlibatannya yang khusus dalam seperangkat hubungan social yang sedang berlangsung atau dalam suatu komunitas yang terorganisasi. Kesadaran ini merupakan hasil dari suatu proses reflektif yang tidak kelihatan dimana individu ini melihat tindakan-tindakan pribadi atau yang bersifat potensial dari titik pandangan orang lain dengan siapa individu itu berhubungan. Dengan kata lain, individu menjadi obyek dirinya sendiri dengan mengambil posisi orang lain dan menilai prilakuknya sendiri seperti yang mereka inginkan. Penilaian ini meliputri suatu usaha untuk meramalkan respons orang lain dan meliputi penilaian akan respon-respon ini menurut implikasinya terhadap identitas individu itu sendiri.
Konsep diri tidak terbatas pada persepsi-persepsi orang secara pasif mengenai reaksi dan definisi-definisi orang lain. Individu juga merupakan subyek yang bertindak. Proses reflektif yang penting adalah hubungan timbale balik dengan konsep “Me” diri sebagai subyek yang bertindak ditunjuk dengan konsep “I”
“I” Merupaka aspek diri yang bersifat non reflektif. Dia tidak mencakup ingatan-ingatan dari tindakan masa lampau atau antisipasi di masa yang akan dating. Dia merupakan respon prilaku actual dari individu pada momen eksistensinya sekarang ini terhadap tuntutan situasi yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan atau rencana-rencana sekarang ini “I” merupakan aspek diri dimana ada ruang untuk spontanitas da kebebasan.
“Me” merupakan ingatan individu setelah tindakan itu dilakukan dan sekaligus memikirkan implikasinya bagi identitasnya. Dalam proses reflektif ini, individu akan menilai tindakan yang sudah dilakukan itu dari titik pandangan orang lain. Sama halnya dalam merencanakan tindakan-tindakan untuk masa yang akan dating, individu itu memikirkan bukan yang berhubungan dengan tindakan yang nyata, melainkan antisipasi yang tidak kelihatan dan hasil-hasil yang mungkin terjadi. Hal ini mencakup usaha-usaha untuk mengantisipasi reaksi-reaksi dari orang lain dalam hubungannya dengan implikasinya untuk konsep diri.
ANALISI DIRI :
Pertama, memperhatikan diri sendiri agar lebih peka terhadap perasaan yang ada, reaksi yang muncul dan memahami penyebab timbulnya perasaan dan reaksi tersebut. Seseorang biasanya mengerti sikap dan emosinya dikarenakan hasil observasi tentang perilakuknya. Dengan memperhatikan perilakunya seseorang akan menyadari dirinya sebagai pribadi secara lebih obyektif.
Kedua, menjelaskan perasaan, persepsi, reaksi, pengalaman-pengalaman dengan menggunakan kata-kata, sehingga hal-hal tersebut menjadi lebih jelas dan biasanya memberikan arti yang baru. Menjelaskan reaksi yang dilakukan dan menceritakan apa yang dirasakan kepada orang lain yang dipercaya akan memberikan pemahaman yang baru tentang dirinya sendiri.
Ketiga, untuk lebih mengenal diri sendiri adalah dengan membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain. Untuk membandingkan hal-hal yang konkrit misalnya warna kulit, warna rambut, tinggi dan berat badan, hobi bukanlah pekerjaan yang sulit.
Keempat, meminta umpan balik dari orang lain tentang bagaimana orang lain tersebut melihat dan memberikan reaksi terhadap perilakunya. Umpan balik ini sangat penting sebab umpan balik yang diberikan dapat menunjukkan apakah anggapan tentang dirinya sendiri benar, atau dengan umpan balik ini akan mendapatkan informasi tentang dirinya sendiri yang selama ini tidak pernah diketahui.
MOTIF PENGEMBANGAN DIRI :
Pertama, motif afiliasi tingkah laku seseorang menyenangi keharmonisan. Maksudnya dalam tingkah lakunya orang tersebut akan mencari bentuk hubungan yang sangat intim dengan orang-orang lain. Yang menjadi tujuannya adalah suasana penuh ke akraban, santai dan harmonis.
Kedua, motif kekuasaan tingkah laku seseorang ingin menguasai atau mendominir orang lain dalam berhubungan dengan seseorang di dalam lingkungan. Orang yang mempunyai motif ini, cenderung untuk bertingkah laku otoriter. Ia senang bila dapat bertindak dan berkuasa atas orang lain, dan orang-orang tersebut mau berbuat seperti apa yang dikatakannya.
Ketiga, motif prestsi tingkah laku seseorang dengan titik berat pada tercapainya suatu prestasi tertentu. Kalau pada kedua motif yang terdahulu obyeknya adalah manusia-manusia lain yang ada dilingkungannya, maka untuk motif ini sangat erat hubungannya dengan pekerjaan.
KEPERCAYAAN DIRI
Alfred Adler seorang ahli jiwa mencurahkan hidupnya pada penelitian rasa rendah diri. Menurutnya kebutuhan manusia yang paling penting adalah kepercayaan diri dan rasa superioritas. Tetapi kepercayaan diri yang berlebihan tidak selalu positif, sebab dapat menjurus pada tindakan yang tidak hati-hati dan seenaknya. Tidak jarang seseorang yang bertindak dengan kepercayaan diri yang berlebihan memberi kesan kejam, akibatnya lebih banyak lawan daripada teman.
BERFIKIR KREATIF
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa seseorang yang berfiikir kreatif cenderung memiliki ciri-ciri sebagai berikut : ciri kelancaran artinya seseoranga dapat menghasilkan banyak ide atau konsep relevan dengan masalah yang dipecahkan dalam waktu yang singkat, ciri flelsibilitas artinya seseorang dapat memindahkan cara berfikir yang sedang dipakai, ciri keaslian artinya seseorang dapat menghasilkan ide-ide baru yang berbeda dan asli.
Rencana Pengembangan Diri :
1. Sebutkan tujuan karir jangka pendek yang hendak dicapai dalam karir anda!
2. Sebutkan tujuan karir jangka panjang yang hendak dicapai dalam karir anda!
3. Sebutkan potensi yang dimiliki yang dapat mendukung keberhasilan karir anda!
4. Sebutkan kendala yang dihadapi yang dapat menghambat keberhasilan karir anda!
5. Sebutkan peluang dan kesempatan yang memungkinkan dapat berhasil dalam pencapaian tujuan karir anda!
6. Sebutkan tantangan yang dihadapi dalam pencapaian tujuan karir anda!
Setiap orang pasti menginginkan meraih kesusesan dan setiap orang mempunyai tolok ukur sendiri tentang kesuksesan. Namun demikian setiap orang mempunyai hambatan – hambatan untuk meraih sukses tersebut. Hambatan satu bisa berbeda dengan orang lain. Hambatan-hambatan tersebut diantaranya : hambatan pribadi, hambatan lingkungan, antisipasi kegagalan, bantuan dan perumusan tujuan karir.
Achievement Motivation Training (AMT) pertama kali diperkenalkan oleh David MeCleland (USA) untuk meningkatkan motivasi dan prestasi kerja wirausahawan, merupakan salah satu satu metode pelatihan untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan tersebut dan bagaimana cara mengatasinya. Merubah hambatan (block) menjadi jembatan (bridge) untuk meraih kesuksesan.
KONSEP DIRI.
Salah satu masalah yang paling penting dihadapi oleh manusia adalah kebutuhan untuk mendefinisikan dirinya sendiri, khususnya dalam hubungannya dengan orang lain dimana mereka terlibat didalamnya. Konsep diri itu pada dasarnya terdiri dari jawaban individu atas pertanyaan : Siapa aku? (Who am i).
Para ahli mengemukakan bahwa konsep diri terdiri dari kesadaran individu mengenai keterlibatannya yang khusus dalam seperangkat hubungan social yang sedang berlangsung atau dalam suatu komunitas yang terorganisasi. Kesadaran ini merupakan hasil dari suatu proses reflektif yang tidak kelihatan dimana individu ini melihat tindakan-tindakan pribadi atau yang bersifat potensial dari titik pandangan orang lain dengan siapa individu itu berhubungan. Dengan kata lain, individu menjadi obyek dirinya sendiri dengan mengambil posisi orang lain dan menilai prilakuknya sendiri seperti yang mereka inginkan. Penilaian ini meliputri suatu usaha untuk meramalkan respons orang lain dan meliputi penilaian akan respon-respon ini menurut implikasinya terhadap identitas individu itu sendiri.
Konsep diri tidak terbatas pada persepsi-persepsi orang secara pasif mengenai reaksi dan definisi-definisi orang lain. Individu juga merupakan subyek yang bertindak. Proses reflektif yang penting adalah hubungan timbale balik dengan konsep “Me” diri sebagai subyek yang bertindak ditunjuk dengan konsep “I”
“I” Merupaka aspek diri yang bersifat non reflektif. Dia tidak mencakup ingatan-ingatan dari tindakan masa lampau atau antisipasi di masa yang akan dating. Dia merupakan respon prilaku actual dari individu pada momen eksistensinya sekarang ini terhadap tuntutan situasi yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan atau rencana-rencana sekarang ini “I” merupakan aspek diri dimana ada ruang untuk spontanitas da kebebasan.
“Me” merupakan ingatan individu setelah tindakan itu dilakukan dan sekaligus memikirkan implikasinya bagi identitasnya. Dalam proses reflektif ini, individu akan menilai tindakan yang sudah dilakukan itu dari titik pandangan orang lain. Sama halnya dalam merencanakan tindakan-tindakan untuk masa yang akan dating, individu itu memikirkan bukan yang berhubungan dengan tindakan yang nyata, melainkan antisipasi yang tidak kelihatan dan hasil-hasil yang mungkin terjadi. Hal ini mencakup usaha-usaha untuk mengantisipasi reaksi-reaksi dari orang lain dalam hubungannya dengan implikasinya untuk konsep diri.
ANALISI DIRI :
Pertama, memperhatikan diri sendiri agar lebih peka terhadap perasaan yang ada, reaksi yang muncul dan memahami penyebab timbulnya perasaan dan reaksi tersebut. Seseorang biasanya mengerti sikap dan emosinya dikarenakan hasil observasi tentang perilakuknya. Dengan memperhatikan perilakunya seseorang akan menyadari dirinya sebagai pribadi secara lebih obyektif.
Kedua, menjelaskan perasaan, persepsi, reaksi, pengalaman-pengalaman dengan menggunakan kata-kata, sehingga hal-hal tersebut menjadi lebih jelas dan biasanya memberikan arti yang baru. Menjelaskan reaksi yang dilakukan dan menceritakan apa yang dirasakan kepada orang lain yang dipercaya akan memberikan pemahaman yang baru tentang dirinya sendiri.
Ketiga, untuk lebih mengenal diri sendiri adalah dengan membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain. Untuk membandingkan hal-hal yang konkrit misalnya warna kulit, warna rambut, tinggi dan berat badan, hobi bukanlah pekerjaan yang sulit.
Keempat, meminta umpan balik dari orang lain tentang bagaimana orang lain tersebut melihat dan memberikan reaksi terhadap perilakunya. Umpan balik ini sangat penting sebab umpan balik yang diberikan dapat menunjukkan apakah anggapan tentang dirinya sendiri benar, atau dengan umpan balik ini akan mendapatkan informasi tentang dirinya sendiri yang selama ini tidak pernah diketahui.
MOTIF PENGEMBANGAN DIRI :
Pertama, motif afiliasi tingkah laku seseorang menyenangi keharmonisan. Maksudnya dalam tingkah lakunya orang tersebut akan mencari bentuk hubungan yang sangat intim dengan orang-orang lain. Yang menjadi tujuannya adalah suasana penuh ke akraban, santai dan harmonis.
Kedua, motif kekuasaan tingkah laku seseorang ingin menguasai atau mendominir orang lain dalam berhubungan dengan seseorang di dalam lingkungan. Orang yang mempunyai motif ini, cenderung untuk bertingkah laku otoriter. Ia senang bila dapat bertindak dan berkuasa atas orang lain, dan orang-orang tersebut mau berbuat seperti apa yang dikatakannya.
Ketiga, motif prestsi tingkah laku seseorang dengan titik berat pada tercapainya suatu prestasi tertentu. Kalau pada kedua motif yang terdahulu obyeknya adalah manusia-manusia lain yang ada dilingkungannya, maka untuk motif ini sangat erat hubungannya dengan pekerjaan.
KEPERCAYAAN DIRI
Alfred Adler seorang ahli jiwa mencurahkan hidupnya pada penelitian rasa rendah diri. Menurutnya kebutuhan manusia yang paling penting adalah kepercayaan diri dan rasa superioritas. Tetapi kepercayaan diri yang berlebihan tidak selalu positif, sebab dapat menjurus pada tindakan yang tidak hati-hati dan seenaknya. Tidak jarang seseorang yang bertindak dengan kepercayaan diri yang berlebihan memberi kesan kejam, akibatnya lebih banyak lawan daripada teman.
BERFIKIR KREATIF
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa seseorang yang berfiikir kreatif cenderung memiliki ciri-ciri sebagai berikut : ciri kelancaran artinya seseoranga dapat menghasilkan banyak ide atau konsep relevan dengan masalah yang dipecahkan dalam waktu yang singkat, ciri flelsibilitas artinya seseorang dapat memindahkan cara berfikir yang sedang dipakai, ciri keaslian artinya seseorang dapat menghasilkan ide-ide baru yang berbeda dan asli.
Rencana Pengembangan Diri :
1. Sebutkan tujuan karir jangka pendek yang hendak dicapai dalam karir anda!
2. Sebutkan tujuan karir jangka panjang yang hendak dicapai dalam karir anda!
3. Sebutkan potensi yang dimiliki yang dapat mendukung keberhasilan karir anda!
4. Sebutkan kendala yang dihadapi yang dapat menghambat keberhasilan karir anda!
5. Sebutkan peluang dan kesempatan yang memungkinkan dapat berhasil dalam pencapaian tujuan karir anda!
6. Sebutkan tantangan yang dihadapi dalam pencapaian tujuan karir anda!
Bandar Lampung, 15 Maret 2007
No comments:
Post a Comment