Thursday, March 15, 2007

RUMAH BARI BATANG SEMBILAN

RUMAH KAYU BUMI SRIWIJAYA.

Sumatera Selatan dikenal juga dengan sebutan Bumi Sriwijaya karena wilayah ini pada abad 7-12 Masehi merupakan pusat kerajaan maritim terbesar dan terkuat di Indonesia yang berpengaruh sampai ke Formosa dan Cina di Asia serta Madagaskar di Afrika. Disamping itu, Sumatera Selatan sering pula disebut sebagai Daerah Batang Hari Sembilan, karena dikawasan ini terdapat 9 (sembilan) sungai besar yang dapat dilayari sampai jauh ke hulu. Yaitu, Batanghari Musi, Ogan, Komering, Lematang, Kelingi, Rawas, Leko, Enim, Rambang, Lubay dan Lalan serta puluhan lagi cabang-cabangnya.
Deretan rumah-rumah panggung di daerah Tangga Buntung, Palembang, tersembul rumah-rumah panggung kayu dengan arsitektur khas. Rumah bari, demikian masyarakat Palembang menyebutnya. Bari dalam bahasa Palembang berarti lama atau kuno. Rumah bari atau rumah kayu bumi Sriwijaya dari segi arsitektur, rumah-rumah kayu itu disebut rumah limas karena bentuk atapnya yang berupa limasan. Sumatera Selatan adalah salah satu daerah yang memiliki ciri khas rumah limas sebagai rumah tinggal. Alam Sumatera Selatan yang lekat dengan perairan tawar, baik itu rawa maupun sungai, membuat masyarakatnya membangun rumah panggung. Di tepian Sungai Musi masih ada rumah limas yang pintu masuknya menghadap ke sungai.

Rumah panggung secara fungsional memenuhi syarat mengatasi kondisi rawa dan sungai seperti di Palembang, yang sempat dijuluki Venesia dari Timur karena ratusan anak sungai yang mengelilingi wilayah daratannya. Namun, seiring berjalannya waktu, lingkungan perairan sungai dan rawa justru semakin menyempit. Rumah- rumah limas yang tadinya berdiri bebas di tengah rawa atau di atas sungai akhirnya dikepung perkampungan.

Ada dua jenis rumah limas di Sumatera Selatan, yaitu rumah limas yang dibangun dengan ketinggian lantai yang berbeda dan yang sejajar. Rumah limas yang lantainya sejajar ini kerap disebut rumah ulu. Bangunan rumah limas biasanya memanjang ke belakang. Ada bangunan yang ukuran lebarnya 20 meter dengan panjang mencapai 100 meter. Rumah limas yang besar melambangkan status sosial pemilik rumah. Biasanya pemiliknya adalah keturunan keluarga Kesultanan Palembang, pejabat pemerintahan Hindia Belanda, atau saudagar kaya.

Bangunan rumah limas memakai bahan kayu unglen atau merbau yang tahan air. Dindingnya terbuat dari papan-papan kayu yang disusun tegak. Untuk naik ke rumah limas dibuatlah dua undak-undakan kayu dari sebelah kiri dan kanan. Bagian teras rumah biasanya dikelilingi pagar kayu berjeruji yang disebut tenggalung. Makna filosofis di balik pagar kayu itu adalah untuk menahan supaya anak perempuan tidak keluar dari rumah.Memasuki bagian dalam rumah, pintu masuk ke rumah limas adalah bagian yang unik. Pintu kayu tersebut jika dibuka lebar akan menempel ke langit- langit teras. Untuk menopangnya, digunakan kunci dan pegas. Bagian dalam ruangan tamu, yang disebut kekijing, berupa pelataran yang luas. Ruangan ini menjadi pusat kegiatan berkumpul jika ada perhelatan. Ruang tamu sekaligus menjadi "ruang pamer" untuk menunjukkan kemakmuran pemilik rumah. Bagian dinding ruangan dihiasi dengan ukiran bermotif flora yang dicat dengan warna keemasan. Tak jarang, pemilik menggunakan timah dan emas di bagian ukiran dan lampu- lampu gantung antik sebagai aksesori.

Salah satu rumah limas yang menghormati perbedaan adat itu adalah rumah limas milik keluarga almarhum Haji Bayumi Wahab. Lantai rumah itu dibuat menjadi tiga tingkat sesuai dengan urutan keturunan masyarakat Palembang, yaitu raden, masagus, dan kiagus. Rumah yang berada di Jalan Mayor Ruslan ini awalnya berdiri di daerah Tanjung Sejaro, Ogan Komering Ilir. Rumah ini dipindahkan ke Palembang tahun 1962, tetapi rumah tersebut tidak lagi dipakai sebagai hunian sehari-hari
.
Rumah limas sebenarnya dapat menjadi hunian yang nyaman. Dengan sedikit sentuhan, rumah panggung dari kayu ini dapat menjadi tempat tinggal yang hangat. Contohnya adalah rumah limas milik keluarga Muhammad Akib Nasution di Jalan Bank Raya, Palembang.
"Rumah limas ini warisan kakek istri saya, seorang pangeran keturunan kesultanan. Rumah ini kami boyong dari Air Hitam, Ogan Komering Ilir, ke Palembang sekitar tahun 1990," ujar Akib. Rumah tersebut aslinya memiliki panjang 65 meter dan lebar 25 meter, tetapi karena tanah Akib di Palembang terbatas, rumah kayu itu pun terpaksa dipotong. Panjangnya tinggal 25 meter dan lebar sekitar 8 meter.Akib, mantan pegawai Dinas Pekerjaan Umum Sumsel, itu melakukan beberapa perubahan terhadap rumah limas tersebut. Bagian tangganya diganti dengan tangga melingkar dari batu. Pintu masuknya diganti dengan daun pintu yang membuka ke arah dalam. Bagian ruang tamunya lebih sempit karena ruang yang tersisa disekat menjadi empat kamar tidur. Meskipun tidak terlalu luas, ruangan tamu ini tetap menjadi ruangan yang termewah.Ruang berukuran delapan kali tiga meter tersebut diberi pembatas berupa panel ukiran motif bunga matahari, pakis, dan sulur-suluran. Ketika rumah itu baru dipindah ke Palembang dan disusun kembali, Akib sengaja memesan panel ukiran baru kepada seorang perajin untuk menggantikan ukir-ukiran lama yang sudah rusak.
"Ukirannya halus sekali, sekarang sudah sulit mencari perajin yang bisa mengukir sehalus dan serapi ini," kata Akib. Warna cat yang kuning keemasan tetap dipertahankan sebagai ciri khas Palembang. Selain ukiran kayu, lemari hias berukir sepanjang dinding menjadi penegas dari ruangan tamu. Ruangan tidur utama memiliki kamar mandi pribadi, lengkap dengan bath tub dan shower. Akib tetap mempertahankan ciri khas pintu kamar yang dibuat lebih tinggi dari lantai. Kebetulan ia dan istrinya gemar berburu barang antik sehingga ranjang buatan Belanda pun dipajang di tempat peraduan. Yang unik, dinding kayu rumah panggung itu disusun menyirip. Menurut Akib, struktur bangunan asli dengan posisi kayu tegak tidak menjamin kekuatan dinding. "Kayu yang disusun vertikal lebih mudah doyong, di situlah kelemahan rumah panggung," ujar Akib. Karena ruangan yang terbatas, dapur bersih dan dapur kotor dibangun menyatu di bagian paling belakang rumah tersebut.Namun, sayangnya keluarga Akib hanya menempati rumah tersebut selama dua tahun. "Setelah rumah kami yang sebelumnya dikontrak orang Jepang kosong, kami sekeluarga pindah rumah. Rumah limas itu dibiarkan kosong, paling-paling dipakai sesekali kalau ada acara," kata Akib menjelaskan.

Begitulah, rumah limas yang tidak sekadar indah, tetapi juga mempunyai banyak filosofi di dalamnya, pelan-pelan tertinggal oleh kemajuan zaman. RUMAH BARI RUMAH KAYU BERBENTUK LIMAS.

Wednesday, March 14, 2007

Pelatihan Pengembangan Diri.

ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING (AMT)

Setiap orang pasti menginginkan meraih kesusesan dan setiap orang mempunyai tolok ukur sendiri tentang kesuksesan. Namun demikian setiap orang mempunyai hambatan – hambatan untuk meraih sukses tersebut. Hambatan satu bisa berbeda dengan orang lain. Hambatan-hambatan tersebut diantaranya : hambatan pribadi, hambatan lingkungan, antisipasi kegagalan, bantuan dan perumusan tujuan karir.

Achievement Motivation Training (AMT) pertama kali diperkenalkan oleh David MeCleland (USA) untuk meningkatkan motivasi dan prestasi kerja wirausahawan, merupakan salah satu satu metode pelatihan untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan tersebut dan bagaimana cara mengatasinya. Merubah hambatan (block) menjadi jembatan (bridge) untuk meraih kesuksesan.

KONSEP DIRI.

Salah satu masalah yang paling penting dihadapi oleh manusia adalah kebutuhan untuk mendefinisikan dirinya sendiri, khususnya dalam hubungannya dengan orang lain dimana mereka terlibat didalamnya. Konsep diri itu pada dasarnya terdiri dari jawaban individu atas pertanyaan : Siapa aku? (Who am i).

Para ahli mengemukakan bahwa konsep diri terdiri dari kesadaran individu mengenai keterlibatannya yang khusus dalam seperangkat hubungan social yang sedang berlangsung atau dalam suatu komunitas yang terorganisasi. Kesadaran ini merupakan hasil dari suatu proses reflektif yang tidak kelihatan dimana individu ini melihat tindakan-tindakan pribadi atau yang bersifat potensial dari titik pandangan orang lain dengan siapa individu itu berhubungan. Dengan kata lain, individu menjadi obyek dirinya sendiri dengan mengambil posisi orang lain dan menilai prilakuknya sendiri seperti yang mereka inginkan. Penilaian ini meliputri suatu usaha untuk meramalkan respons orang lain dan meliputi penilaian akan respon-respon ini menurut implikasinya terhadap identitas individu itu sendiri.

Konsep diri tidak terbatas pada persepsi-persepsi orang secara pasif mengenai reaksi dan definisi-definisi orang lain. Individu juga merupakan subyek yang bertindak. Proses reflektif yang penting adalah hubungan timbale balik dengan konsep “Me” diri sebagai subyek yang bertindak ditunjuk dengan konsep “I”

“I” Merupaka aspek diri yang bersifat non reflektif. Dia tidak mencakup ingatan-ingatan dari tindakan masa lampau atau antisipasi di masa yang akan dating. Dia merupakan respon prilaku actual dari individu pada momen eksistensinya sekarang ini terhadap tuntutan situasi yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan atau rencana-rencana sekarang ini “I” merupakan aspek diri dimana ada ruang untuk spontanitas da kebebasan.

“Me” merupakan ingatan individu setelah tindakan itu dilakukan dan sekaligus memikirkan implikasinya bagi identitasnya. Dalam proses reflektif ini, individu akan menilai tindakan yang sudah dilakukan itu dari titik pandangan orang lain. Sama halnya dalam merencanakan tindakan-tindakan untuk masa yang akan dating, individu itu memikirkan bukan yang berhubungan dengan tindakan yang nyata, melainkan antisipasi yang tidak kelihatan dan hasil-hasil yang mungkin terjadi. Hal ini mencakup usaha-usaha untuk mengantisipasi reaksi-reaksi dari orang lain dalam hubungannya dengan implikasinya untuk konsep diri.

ANALISI DIRI :

Pertama, memperhatikan diri sendiri agar lebih peka terhadap perasaan yang ada, reaksi yang muncul dan memahami penyebab timbulnya perasaan dan reaksi tersebut. Seseorang biasanya mengerti sikap dan emosinya dikarenakan hasil observasi tentang perilakuknya. Dengan memperhatikan perilakunya seseorang akan menyadari dirinya sebagai pribadi secara lebih obyektif.

Kedua, menjelaskan perasaan, persepsi, reaksi, pengalaman-pengalaman dengan menggunakan kata-kata, sehingga hal-hal tersebut menjadi lebih jelas dan biasanya memberikan arti yang baru. Menjelaskan reaksi yang dilakukan dan menceritakan apa yang dirasakan kepada orang lain yang dipercaya akan memberikan pemahaman yang baru tentang dirinya sendiri.

Ketiga, untuk lebih mengenal diri sendiri adalah dengan membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain. Untuk membandingkan hal-hal yang konkrit misalnya warna kulit, warna rambut, tinggi dan berat badan, hobi bukanlah pekerjaan yang sulit.

Keempat, meminta umpan balik dari orang lain tentang bagaimana orang lain tersebut melihat dan memberikan reaksi terhadap perilakunya. Umpan balik ini sangat penting sebab umpan balik yang diberikan dapat menunjukkan apakah anggapan tentang dirinya sendiri benar, atau dengan umpan balik ini akan mendapatkan informasi tentang dirinya sendiri yang selama ini tidak pernah diketahui.

MOTIF PENGEMBANGAN DIRI :

Pertama, motif afiliasi tingkah laku seseorang menyenangi keharmonisan. Maksudnya dalam tingkah lakunya orang tersebut akan mencari bentuk hubungan yang sangat intim dengan orang-orang lain. Yang menjadi tujuannya adalah suasana penuh ke akraban, santai dan harmonis.

Kedua, motif kekuasaan tingkah laku seseorang ingin menguasai atau mendominir orang lain dalam berhubungan dengan seseorang di dalam lingkungan. Orang yang mempunyai motif ini, cenderung untuk bertingkah laku otoriter. Ia senang bila dapat bertindak dan berkuasa atas orang lain, dan orang-orang tersebut mau berbuat seperti apa yang dikatakannya.

Ketiga, motif prestsi tingkah laku seseorang dengan titik berat pada tercapainya suatu prestasi tertentu. Kalau pada kedua motif yang terdahulu obyeknya adalah manusia-manusia lain yang ada dilingkungannya, maka untuk motif ini sangat erat hubungannya dengan pekerjaan.

KEPERCAYAAN DIRI

Alfred Adler seorang ahli jiwa mencurahkan hidupnya pada penelitian rasa rendah diri. Menurutnya kebutuhan manusia yang paling penting adalah kepercayaan diri dan rasa superioritas. Tetapi kepercayaan diri yang berlebihan tidak selalu positif, sebab dapat menjurus pada tindakan yang tidak hati-hati dan seenaknya. Tidak jarang seseorang yang bertindak dengan kepercayaan diri yang berlebihan memberi kesan kejam, akibatnya lebih banyak lawan daripada teman.

BERFIKIR KREATIF

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa seseorang yang berfiikir kreatif cenderung memiliki ciri-ciri sebagai berikut : ciri kelancaran artinya seseoranga dapat menghasilkan banyak ide atau konsep relevan dengan masalah yang dipecahkan dalam waktu yang singkat, ciri flelsibilitas artinya seseorang dapat memindahkan cara berfikir yang sedang dipakai, ciri keaslian artinya seseorang dapat menghasilkan ide-ide baru yang berbeda dan asli.

Rencana Pengembangan Diri :
1. Sebutkan tujuan karir jangka pendek yang hendak dicapai dalam karir anda!
2. Sebutkan tujuan karir jangka panjang yang hendak dicapai dalam karir anda!
3. Sebutkan potensi yang dimiliki yang dapat mendukung keberhasilan karir anda!
4. Sebutkan kendala yang dihadapi yang dapat menghambat keberhasilan karir anda!
5. Sebutkan peluang dan kesempatan yang memungkinkan dapat berhasil dalam pencapaian tujuan karir anda!
6. Sebutkan tantangan yang dihadapi dalam pencapaian tujuan karir anda!
Bandar Lampung, 15 Maret 2007

KPPN Bandar Lampung

SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)

Nama instansi : Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Bandar Lampung. Tugas pokok dan fungsi nya adalah membuat Surat Perintah Membayar (SPM) dan membuat Laporan Kas Posisi. Aktivitasku terhitung mulai tanggal 1 Aprl 1995, aku ditempatkan pada Seksi Perbendaharaan III. Di Seksi Perbendaharaan ada perubahan yang mendasar cara beraktivitas yaitu ditempat tugas yang lama aku beraktivitas didepan monitor, ditempat yang baru ini aku berakvitas dengan dokumen. Dokumen tersebut adalah Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang diajukan oleh Bendaharawan masing- masing Instansi Vertikal Pemerintah ke KPKN Bandar Lampung untuk selanjuntnya diproses menjadi Surat Perintah Membayar (SPM).

Aktivitas baru ini sesungguhnya awalnya cukup mengasikkan, karena banyak pengalaman yang aku dapatkan. Karena banyak tamu yang harus dilayani sehingga menuntut aku belajar berkomunikasi, hal ini menambah pengetahuanku cara berkomunikasi dengan baik. Aktivitas ini kian hari kian meningkat, seiring kepercayaan atasan terhadap kemampuan kinerjaku. Tetapi dengan bertambah beban satuan volume kerja itu membuat aku kurang banyak istiirahat. Karena kurang teraturnya istirahat dan makan, maka akhirnya aku jatuh sakit pada bulan Juni tahun 1996. Aku sempat dirawat inap di Rumah Sakit Abdul Muluk Bandar Lampung, selama beberapa hari.

Proses penyembuhan penyakit ini memakan waktu yang lama, hampir 2 (dua) tahun. Penyakit adalah Maag kronis, yang memerlukan penyembuhan dalam yang lama. Pada saat menjelang bulan Ramadhan tahun 1417 Hijriah (1997 Masehi) aku merasa tak akan mampu melakukan shaum. Perasaan tak mampu melaksanakan kewajiban, dapat aku singkirkan dengan berpedoman kepada salah satu sabda Nabi Muhammad saw yang artinya bahwa sesungguhnya shaum itu dapat membuat sehat. Alhamdulillah setelah aktivitas shaum Ramadahn penuh sebulan akhirnya penyakit maagku hilang secara perlahan. Aku bertugas di Seksi Perbendaharaan III sampai dengan tanggal 30 Maret 1999.

Terhitung mulai tanggal 1 April 1999 dimutasikan ke Seksi Pendapatan KPPN Bandar Lampung. Saat itu Seksi Pendapatan baru saja dibentuk stafnya belum ada, kecuali hanya Kepala Seksinya. Aktivitasku di Seksi Pendapatan ini merupakan, pengetahuan yang baru, karena tugas pokoknya adalah menatausahakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Aku sempat berpikir, aktivitas apakah yang dapat aku perbuat ditempat baru ini. Dokumen sumber dan dokumen pendukung belum ada, kecuali hanya landasan hukum berupa surat edaran saja. Setelah 3 (tiga) berlalu akvitaspun dimulai dengan membuat Laporan Sewa Rumah Dinas dan Laporan Penerimaan PNBP. Suka dan duka silih berganti yang aku rasakan selama bertugas di Seksi Pendapatan. Klimak suka di Seksi Pendapatan manakala aku dipercaya oleh Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Bandar Lampung untuk bertugas setingkat Kepala Seksi karena kepala seksi yang difinitif memasuki usia purna bhakti, padahal kondisi rilnya aku hanya seorang staf biasa. Sesuai dengan hukum alam, dinamika organisasi selalu menuntut perubahan personal, Pimpinan KPPN Bandar Lampung berganti. Dengan pergantian pucuk pimpinan ini, berdampak kepada stap, Aku dimutasikan dari Seksi Pendapatan ke Sub Bagian Umum.
Pada bulan Pebuari 2001 aku ditempatkan di Sub Bagian Umum KPPN Bandar Lampung, bertugas untuk membuat pelaporan perbendaharaan. Aktivitas ini tidak asing bagiku, karena sejak aku menjadi pegawai negeri sipil di Departemen Keuangan aku selalu menangani masalah pelaporan. Tugas pembuatan pelaporan tidak lama, karena bulan Mei tahun 2001 aku ditempatkan di Loket Surat. Berdasarkan informasi dari para nara sumber bahwa tugas ini dahulu hanya dilaksanakan oleh seorang honorer. Tugas ini aku laksanakan dengan senang hati, tanpa beban apapun. Bertugas diloket Surat (Penerimaan dan Pengiriman Surat) ternyata mengairahkan karena aku dapat belajar mengenai tata surat menyurat kedinasan dari semua instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Akvitasku sebagai petugas loket surat berkahir dengan dimutasikan aku ke Bidang Akuntansi dan Pelaporan Kanwil VII Ditjen Perbendaharaan Bandar Lampung pada 30 Desember 2005.
Lama Aktivitasku di KPPN Bandar Lampung 10 (sepuluh) tahun. Dengan aktivitas proses pembuatan SPM, Proses pembuatan Laporan PNBP, Laporan Sewa Rumah Dinas, Penerbitan Surat Penagihan (SPN) dan Penataan usaha Surat.

MUTASI DAN REFORMASI

PINDAH DAN PERUBAHAN


Richard J.C. Roeber menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang merupakan salah satu bentuk organisasi harus terus menerus menaruh perhatian pada perubahan-perubahan sosial dan meng antisipasi dampak perubahan tersebut. Proses perubahan adalah proses yang terus menerus, tetapi berdasarkan persepsi kita realita berubah tidak berkesinambungan .
Biasanya organisasi melakukan perubahan hanya dengan satu tujuan yaitu memperbaiki. Memperbaiki dimaksud adalah mengadakan perbaikan-perbaikan terhadap hal-hal yang dianggap dapat mengurangi efektifitas dari organisasi tersebut.
Pengembangan organisasi sangat diperlukan mengingat lingkungan diluar organisasi selalu berubah. Perubahan ini tidak hanya terjadi di lingkungan sosial, politik, ekonomi, budaya dan teknologi tetapi juga di lingkungan manusia. Pimpinan suatu organisasi harus dapat mengantisipasi dampak perubahan dan mempunyai gambaran yang jelas mengenai yang di ingini. Hubungan antara pemerintah, dunia usaha dan individu manusia menandai perubahan sosial dimana perubahan sosial sangat mempengaruhi kehidupan suatu organisasi.

PENYEBAB PERUBAHAN
Adapun hal-hal yang menjadi penyebab perubahan antara lain faktor pendidikan. Pendidikan telah menjadi terpenting dalam kehidupan manusia. Pendidikan yang makin merata menyebabkan tingkat intelektualitas masyarakat secara umu makin meningkat. Perubahan teknologi merupakan salah satu faktor adanya perubahan. Dengan teknologi dapat merubaha gaya kehidupan manusia modern. Dunia seakan tidak lagi dipisah jarak dan tempat, karena dengan menggunakan teknologi personal komputer yang terhubung ke internet maka dunia maya langsung dapat dihadirkan didepan mata. Begitupun juga dengan media massa, dunia seakan menjadi makin sempit karena berbagai media massa menyajikan berita-berita dari berbagai belahan dunia dalam waktu yang cepat.

Meningkatnya jenjang pendidikan dan mobilitas akan merubah nilai-nilai pekerjaan dimana kita ber aktivitas. Komunitas perkantoran akan lebih terikat secara intelektual dengan pekerjaan mereka dan mungkin mereka lebih menghendaki keterlibatan, partisipasi dan otonom.

STRATEGI PERUBAHAN
Kurt E. Olmosk ahli perubahan dalam organisasi mengemukakan ada 8 strategi perubahan : Pertama, Political Strategy adalah perubahan atas dasar struktur kurang baik yang formal maupun yang informal dalam suatu sistem sosial. Kedua, Economic Strategy, diasumsikan bahwa seseorang yang memegang posisi pengaturan sumber-sumber ekonomis, seperti anggaran dan peralatann adalah orang yang dapat memperlancar suatu proses perubahan terencana. Ketiga, Academic Strategy diasumsikan bahwa manusia akademik adalah manusia yang rasional. Orang dapat berubah atau mengadakan perubahan apabila ada data yang rasional, yang dapat diterima dengan akal sehat. Keempat, Engineering Strategy, lingkungan kerja sangat besar pengaruhnya terhadap tingkah laku individu dalam suatu organisasi, lingkungan kerja yang sehat akan mempengaruhi individu untuk bertingkah laku baik, akan tetapi apabila di lingkungan kerjanya tidak sehat, maka akan sangat mempengaruhi tingkah laku yang baik, sehingga akan merugikan organisasi dimana dia sebagai anggotnya. Kelima, Military Strategy, penggunaan kekerasan atau paksaan yang bersifat fisik maupun non fisik. Ke-enam, Confrontation Strategy, timbulnya suatu keadaan yang tidak disenangi oleh anggota-anggota dalam suatu organisasi, Ketujuh, Applied Behavioral Science Strategy, perubahan memerlukan beberapa bidang ilmu, Kedelapan, Fellowship Strategy, perubahan yang berdasarkan pada kebersamaan yaitu dengan memberi contoh yang baik kemudian memberikan wawasan yang luas dan mengembangkan kreativitas serta memberikan dorongan semangat kepada orang-orang dalam suatu organisasi, sehingga mereka merasa diperhatikan.
TIGA AKSI PENYEMPURNAAN

Menurut Frank Neff, ada tiga aksi yang perlu dilakukan agar usaha penyempurnaan organisasi dapat berhasil yaitu : Pertama, Kelompok kerja harus dapat menerima ketetapan dari data yang dikumpulkan. Kedua, Kelompok kerja harus turut bertanggungjawab terhadap keikut sertaan mereka dalam menentukan persoalan-persoalan yang telah ditemukan. Ketiga, Kelompok kerja harus terikat untuk melakukan pemecahan persoalan, yaitu anggota merasa terikat untuk melakukan sesuatu terhadap persoalan-persoalan tersebut.

ASUMSI PENGEMBANGAN

Asumsi Personal Growth, adalah proses pertumbuhan seseorang individu di dalam suatu organisasi. Asumsi ini mengatakan bahwa seseorang itu dapat tumbuh dan berkembang dengan sendirinya, apabila lingkungan mendukung dan apabila ada tantangan. Asumsi Constructive contribution, bahwa seseorang itu selalu dapat memberikan suatu sumbangan yang bersifat membangun.Sebagian besar orang ingin membuat dirinya agar lebih mampu memberikan sumbangan yang lebih besar dalam mencapai tujuan organisasi, bila lingkungan mengizinkan.

Akuntansi dan Pelaporan

AKUNTANSI DAN PELAPORAN.

Nama instansi : Kantor Wilayah VII Direktorat Jenderal Perbendaharaan Bandar Lampung, Bidang Akuntansi dan Pelaporan, Seksi Pengolahan Data Akuntansi.Aku beraktivitas di bidang AKLAP terhitung mulai tanggal 10 Januari 2006. Tugas pokok dan fungsi bidang Akuntansi dan Pelaporan Kanwil VII Ditjen Perbendaharaan Bandar Lampung adalah melakukan bimbinan teknis Sistem Akuntansi Instansi (SAI) terdiri dari Sistem Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (SAPPA-W) dan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN), melakukan Rekonsiliasi Laporan Keungan Tingkat UAPPA-W kepada Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah di Provinsi Lampung. Membina Seksi Verfikasi dan Akuntansi Kantor Pelayanan Negara dan memproses Arsip Dokumen Komputer (ADK) dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, Bandar Lampung, Kota Bumi, Liwa dan Metro, membuat Laporan Keuangan Pemerintah Pemerintah (LKPP) Tingkat Wilayah.
Landasan Hukum pembuatan Laporan Keuangan Pemerintah Pemerintah (LKPP) Tingkat Wilayah adalah Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 66 tahun 2005.

Kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang AKLAP adalah pengetahuan komputer yang baik tentang Database, Office (Microsoft Word dan Excel), pendidikan menimal Diploma 3 atau yang pengetahuannya setara dengan Diploma 3.
Sarana dan Prasarana yang tersedia : Personal Computer menimal phentium III, dan tersedianya akses ke internet untuk mengdownload dan mengupload ADK KPPN. Applikasi Office, Sistem Informasi Keuangan Akuntansi Pelaporan (SIK-AKLAP) serta Aplikasi pendukung lainnya.

Permasalahan : adalah belum meratanya penguasaan Teknologi Informasi bidang Komputer, pengetahuan tentang Akuntansi pada SDM bidang AKLAP dan SDM UAPPA-W, sehingga pembinaan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Tugas pokok dan fungsi belum berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Struktur organisasi yang belum lengkap pada level Koordinator Pelaksana. SDM yang ditempatkan pada bidang AKLAP belum sesuai dengan kualifikasi.
Solusi Permasalahan : Sumber Daya Manusia pada bidang AKLAP harus sesuai dengan kebutuhan organisasi dengan membuat qualifikasi tertentu dengan komptensi yang terukur. Pengelolaan ADK KPPN hanya terpusat pada Seksi Pengolahan Data Akuntansi, seksi lainnya tidak boleh melakukan hal sama. ADK UAPPA-W yang diproses dengan Aplikasi SIK AKLAP pada seksi PDA, selanjutnya dilakukan rekonsiliasi Laporan SAI dan SAU oleh Seksi Pelaporan Keuangan bukan oleh suatu petugas TEAM.
Akvitiasku pada Seksi Pengolahan Datan Akuntansi, Bidang Akuntansi dan Pelaporan Kanwil VII Ditjen Perbendaharaan Bandar Lampung dari tanggal 10 Januari 2006 sampai dengan 7 Maret 2007 sebagai berikut :
1. Pembuatan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) tinkat Kantor Wilayah Tahun Anggaran 2005 pada bulan Pebruari 2006. Aku terlibat langsung dalam proses pembuatan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Dokumen Uraian CaLK diproses mengunakan Microsoft word, pembuatan Grafik menggunakan Microsoft Excel, Neraca, Laporan Arus Kas (LAK) dan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) diproses dengan Microsoft Excel dan Aplikasi SIK AKLAP. Pembuatan LKPP ini dibimbing lasung Kepala Bidang AKLAP dan para Kepala Seksi, teman sekerja yang masuk Team pembuatan LKPP Tahun Anggaran 2005.
2. Anggota team Pembina II ke Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W), dengan tugas pokok membina para operator komputer agar trampil mengoperasikan Aplikasi SAPPA-W.
3. Anggota team Rekonsiliasi antara UAPPA-W dengan Kanwil VII Ditjen Perbendaharaan, dengan tugas pokok memproses ADK UAPPA-W dengan Aplikasi SIK AKLAP. Maksud dilakasanakan rekonisiliasi adalah untuk mengecek antara data Pengguna Anggaran (Instansi Pemerintah) dengan data Bendaharawan Umum Negara (KPPN) yang telah diproses dengan Aplikasi SIK AKLAP.
4. Instruktur Pelatihan Sistem Akuntansi Instansi di Kejaksaan Tinggi Lampung.
5. Peserta pelatihan jaringan komunikasi data di Hotel Aston kawasan Braga City Bandung, dengan materi pelatihan pengenalan sistem jaringan LAN - WLAN, pengenalan Router Cisco, Akses internet ke Astinet TELKOM dengan fasilitas VPN IP MPLS, cara menstup IP Address personal komputer, pelatihan ini bersetifikat.
6. Anggoa team pembuatan LKPP tahun anggaran 2006, dengan tugas mencetak Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tingkat Kanwil VII Ditjen Perbendaharaan Bandar Lampung terdiri dari : Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Realisasi Anggaran.
Lama aktivitasku di bidang AKLAP 1 (satu) tahun 2 (dua) bulan.